berlari terkinja-kinja keseorangan di rumah,
dengan mask tak lekang di muka,
mulanya rimas,
lemas tuk bernafas.
but hey,
tapi ketahuilah segala yang ada di langit dan di bumi ini milik Allah.
keluarkanlah stats yg kebarangkalian utk survive the virus is zero sekalipun,
andai kata Allah kata bukan itu penyebab ajalmu, maka bukanlah ia.
jadi kenapa perlu takut?
bangun hari-hari,
tengok cermin,
dan masih mampu tersenyum,
sudah cukup untuk buat aku bersyukur alhamdulillah,
kerna masih diberi peluang bernafas dan berakal.
waktu-waktu begini,
yang aku pingin cuma melihat wajah ketenangan seorang mama,
yang bisa mengubat jiwa yang gundah,
kau tahu,
sedari kecil,
berada di samping mama adalah suatu ketenangan,
biarlah sakit apa yang melanda,
pasti terubat tatkala merasakan kehadirannya.
hadiah dari maa last week - 3:200
ayat yg sama kak yati bilang bisa melembutkan hati,
menyedapkan masakan.
Allah.
andai ini yang terakhir,
harapnya ada yang bisa menyampaikan apa yang aku sendiri tak tersampaikan.
maaf. ampun. menghalalkan. ahh. semua yang sepatutnya.
No comments:
Post a Comment